Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Hak-hak Anak

sd sendangsari 03.41 Add Comment

SD Sendangsari
Melaksanakakan Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal dan Hak-hak Anak
A. Apakah Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal dan Hak-hak Anak itu ?
Menurut Kelompok Kerja Pengembangan Pendidikan Dasar (Pokja P2D) Kabupaten Bantul, Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Hak-hak Anak adalah pembelajaran yang mengembangkan suasana belajar mengajar yang mengesankan, kreatif, dan menyenangkan dengan cara memasukkan permainan-permainan, seni, atau kreatifitas lainnya yang diangkat dari budaya lokal sehingga hak-hak dasar anak untuk bermain atau mengaktualisasi potensi dirinya dapat tersalurkan.

B. Mengapa Perlu Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Hak-hak Anak?
1. pembelajaran menjadi tidak membosankan karena diselingi dengan permainan-permainan atau nyanyian dari budaya lokal
2. membantu mengembangkan kreatifitas siswa
3. tidak merampas hak-hak anak untuk bebas mengaktualisasi potensi dirinya
4. siswa melestarikan kekayaan budaya bangsa
5. siswa bangga akan budayanya sendiri

C. Bagaimana Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Hak-hak Anak dilaksanakan?

1. dalam pembelajaran sebagai salah satu model pembelajaran
2. dalam program pengembangan diri siswa
3. dalam kegiatan ekstra kurikuler

D. Bagaimana Pembelajaran di SD Sendangsari dilaksanakan?

Menggunakan KURIKULUM SD SENDANGSARI (KTSP)
Terdiri 8 mata pelajaran,
3 mata pelajaran muatan lokal, dan program pengembangan diri siswa.

Mata Pelajaran :

1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya dan Ketrampilan
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Mulok wajib : Bahasa Jawa.
Mulok pilihan I : PKK
Mulok pilihan II : Bahasa Inggris


Pengembangan Diri :
Seni baca Al Quran
Seni tari
Sepak bola
Senam
Pramuka
Pengenalan komputer


Pengembangan diri unggulan:
Keterampilan olah makanan lokal sebagai bagian tak terpisahkan dari Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Hak Anak.

E. Rambu-rambu Pelaksanaan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Hak Anak di SD Sendangsari

Kelas I :
Pengenalan seni, budaya, dan potensi lokal terintegrasi dalam pembelajaran.

Kelas II :
Pengenalan seni, budaya, dan potensi lokal melalui mata pelajaran. Contoh: mewarnai gambar ketela.

Kelas III :

Praktik ringan seni, budaya, dan potensi lokal melalui mata pelajaran. Contoh: menggambar umbi

Kelas IV :
Praktik ringan seni, budaya, dan potensi lokal melalui mata pelajaran. Contoh: keterampilan memanfaatkan barang bekas / sampah plastik dibuat bunga hiasan dinding ruangan.

Kelas V :
Praktik seni, budaya, dan potensi lokal melalui mata pelajaran dan
diri. Contoh: praktik mengolah Umbi Kimpul menjadi tepung dan dibuat Bolu Kimpul.

Kelas VI :
Dengan suka rela membimbing adik kelas sebagai kegiatan refressing di sela-sela
konsentrasi mempersiapkan ujian.

Sejarah SD Sendangsari

sd sendangsari 02.17 Add Comment

• Dulu kala bernama SEKOLAH DASAR NEGERI ANGKA 15 di Manoekan di bawah naungan Djawatan Sosial bagian PP dan K Daerah Istimewa Jogjakarta.
• Tanggal 1 Desember 1955 diganti nama menjadi Sekolah Rakjat VI Manoekan
• Dulu kala bernama SEKOLAH DASAR NEGERI ANGKA 15 di Manoekan di bawah naungan Djawatan Sosial bagian PP dan K Daerah Istimewa Jogjakarta.
• Tanggal 1 Desember 1955 diganti nama menjadi Sekolah Rakjat VI Manoekan


• 28 Oktober 1965 berkembang menjadi dua sekolah, SD Manukan I dan SD Manukan II, tetapi adanya program regrouping SD harus bergabung lagi menjadi satu lagi pada tahun 2002 dengan nama SD Manukan.
• Dengan terbitnya Keputusan Bupati Bantul No.329 Tahun 2006 yang diperbarui dengan Keputusan Bupati Bantul Nomor 131 tahun 2007 lahirlah nama SD SENDANGSARI yang merupakan penggabungan dua sekolah perkawinan SD Manukan dan SD Jaten.

visi

sd sendangsari 01.36 Add Comment

• Dulu kala bernama SEKOLAH DASAR NEGERI ANGKA 15 di Manoekan di bawah naungan Djawatan Sosial bagian PP dan K Daerah Istimewa Jogjakarta.
• Tanggal 1 Desember 1955 diganti nama menjadi Sekolah Rakjat VI Manoekan
• Dulu kala bernama SEKOLAH DASAR NEGERI ANGKA 15 di Manoekan di bawah naungan Djawatan Sosial bagian PP dan K Daerah Istimewa Jogjakarta.
• Tanggal 1 Desember 1955 diganti nama menjadi Sekolah Rakjat VI Manoekan

• 28 Oktober 1965 berkembang menjadi dua sekolah, SD Manukan I dan SD Manukan II, tetapi adanya program regrouping SD harus bergabung lagi menjadi satu lagi pada tahun 2002 dengan nama SD Manukan.
• Dengan terbitnya Keputusan Bupati Bantul No.329 Tahun 2006 yang diperbarui dengan Keputusan Bupati Bantul Nomor 131 tahun 2007 lahirlah nama SD SENDANGSARI yang merupakan penggabungan dua sekolah perkawinan SD Manukan dan SD Jaten.

Visi
SD Sendangsari “CERAH MULIA UTAMA”
( cerdas, berakhlakmulia, unggul, terampil, dan mandiri)

Misi

• Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara disiplin, efektif, dan efisien
• Melaksanakan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan agama dalam kehidupan sehari- hari
• Membekali siswa dengan pendidikan akhlak mulia
• Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah
• Mengikuti setiap kompetisi / lomba / olimpiade akademik / non akademik
• Menanamkan kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian bangsa yang berdasarkan pancasila
• Menerapkan manajemen berbasis sekolah

Tujuan Umum

Ø Siswa sehat jasmani dan rohani, serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Ø Siswa cerdas memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
Ø Siswa mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan kebudayaannya dan berakhlak mulia
Ø Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara mandiri dan terus menerus

gempa 5,9 SR mengguncang Kecamatan Pajangan

sd sendangsari 21.59 Add Comment

Gempa 5,9 SR selama hampir 3 menit kembali terjadi di Kecamatan Pajangan, kabupaten Bantul, pada pukul 08.45 menit. Serentak seluruh siswa SD/MI dan Bapak Ibu Guru yang sedang asyik dalam kegiatan pembelajaran berhenti dan menyelamatkan diri dengan berlindung di bawah meja. Setelah gempa selesai seluruh korban bisa dievakuasi dengan selamat, seluruh bangunan gedung sekolah juga tidak ada yang rusak. Demikian yang dilaporkan oleh ketua Guru Tanggap Bencana (GTB) Sarju Riyanto S.Pd pada acara simulasi evakuasi bencana gempa pada acara peringatan 3 tahun gempa bumi UPT Pengelolaan Pendidikan Dasar Kecamatan Pajangan Rabu 27 Mei 2009 yang diadakan di SD Sendangsari.

Atas inisiatif dari para para guru pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan yang tergabung dalam Guru Tanggap Bencana (GTB), didukung oleh para pengawas SD selaku focal point serta Kepala UPT Pengelolaan Pendidikan Dasar Kecamatan Pajangan, telah berhasil menyelenggarakan peringatan 3 tahun gempa bumi 27 Mei 2006 di Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, yang mendapat dukungan dari Arbeiter Samariter Bund, Pemerintah Provinsi DIY, dan Pemerintah Kabupaten Bantul. Puncak acara peringatan ini adalah melaksanakan praktek simulasi evakuasi bencana gempa secara serentak di seluruh SD/MI se-Kecamatan Pajangan pada jam 08.45 WIB. Acara dilanjutkan dengan diskusi memperingati 3 tahun gempa bumi, bertempat di SD Sendangsari yang dihadiri pula oleh para pejabat dari jajaran Pemda Bantul dan Dinas Pendidikan Dasar, Muspika Kecamatan Pajangan, Desa Sendangsari, dan dari Arbeiter Samariter Bund.
Share/Bookmark